The Conny Method: Melahirkan Nyaman, Mudah, dan Menyenangkan

13 Februari 2014 16:16

(Berikut ini adalah proses persalinan anak kedua dari sahabat saya, Conny Widya, istri dari Agus Wirajaya. Mereka berdua adalah hipnoterapis alumni AWG Institute, tinggal di Denpasar, dan secara khusus mengembangkan teknik hypnobirthing The Conny Method  yang sangat luar biasa. Teknik ini telah diajarkan kepada banyak ibu hamil dan para ibu ini telah melahirkan dengan perasaan sangat nyaman, mudah, lancar, sama sekali tidak ada rasa sakit, dan bahkan ada yang mengalami orgasme saat melahirkan, seperti yang dialami oleh salah satu klien mereka tgl 24 Januari 2014 lalu. Berikut sekilas proses persalinan Conny yang terjadi di rumahnya. )

Dear Pak Adi, 

Semoga email ini menjumpai Pak Adi dalam keadaan sehat dan sejahtera. Saya ingin menyampaikan proses kelahiran Mallika, putri kedua kami, berat 3,2 kg dan panjang 51 cm, berdasarkan apa yang disampaikan oleh Conny, mengingat selama proses persalinan Conny tetap pegang BB sehingga bisa lihat jam. Conny masih bbm dengan Intan, adiknya, saat sudah pecah ketuban. Jadi saya rasa cerita Conny lebih akurat daripada cerita saya kemarin. 

Adapun waktu itu tanggal 10 Feb sekitar jam 2 pagi Conny mulai merasakan kontraksi berkala. Kemudian dihitung sendiri oleh Conny jeda antar kontraksi sekitar 8 menit sekali. Sambil menunggu kemajuan kontraksi kami bercerita dan bercanda ringan sembari saya melakukan sentuhan ringan di pinggang dan pinggul Conny. Sampai akhirnya saya beberapa kali tertidur karena saking nyamannya. Sekitar jam 5  jeda kontraksi sekitar 5 menit. 

Setelah itu Conny mengabari bidan yang akan bertugas membantu persalinan perihal kontraksinya. Bidan ini ingin segera datang tapi Conny menyarankan pagi saja setelah sarapan karena masih terlalu pagi. Lagi pula Conny menikmati dengan sadar proses yang terjadi dalam perutnya. Bahkan dia bisa merasakan bagaimana kepala bayi mulai terdorong ke bawah secara perlahan sehingga tulang pinggulnya seperti tertarik melebar. Ini semua dialami dengan tenang, nyaman, dan santai. 

Jam 09.00 bidan yang bertugas datang, menyiapkan peralatan dan keperluan persalinan, dan dengan santai sambil ngobrol-ngobrol sampai jam 10 lebih kemudian diperiksa dalam oleh bidan dan ini baru terjadi bukaan 1 longgar. Tensi Conny cukup tinggi 140/90 di mana tensi ideal adalah 120/80, sehingga harus diobservasi lagi. Bila tensi tidak turun, maka conny harus cek urine ke lab, menghindari resiko eklampsia (naiknya tekanan darah tiba-tiba pada ibu hamil). Ada beberapa kasus yang pernah saya baca saat akan melahirkan tiba-tiba tekanan darah tinggi, sehingga ada kemungkinan terjadi pecah pembuluh darah dan pendarahan hebat, dan menghadapi resiko kematian ibu. 

Selesai periksa dalam, Conny mengajak bidan jalan-jalan melihat ruang terapi kami, ruang PAUD, dan mencarikan bacaan untuk bidan agar tidak bosan menunggu, lalu kami masuk ruang terapi. Saya membimbing Conny relaksasi dengan dengan teknik indusi EAI, lalu saya lakukan ERT untuk menetralisir berbagai emosi yang mungkin Conny rasakan.

Selanjutnya masuk peristiwa bahagia, compounding, lalu teknik visualisasi mawar merekah, dilanjutkan dengan sugesti setiap kontraksi yang terjadi terasa nyaman , menyenangkan, dan teras begitu cepat, sehingga berapa lama pun waktu yang dibutuhkan untuk kontraksi Conny seperti merasakan itu terjadi hanya dalam beberapa menit. Saat dalam kesadaran penuh maka mawar merekah ini tetap terjadi pada jalur lahir yang akan dilalui bayi kami. Kemudian saya minta Conny memvisualisasikan proses bersalinnya begitu nyaman, bahkan orgasme (ini gagal terjadi pada Conny karena saking cepatnya antara crowning dan bayi keluar). Sugesti pengunci. Emerging. 

Setelah itu kami makan siang, waktu itu sudah jam 13.00 siang. Selesai makan dan ngobrol, Conny jalan-jalan di kamar, jam 13.40 tiba-tiba pecah ketuban, setelah sebuah kontraksi yang cukup panjang dan kuat. Conny tahu dan sangat sadar bagaimana gerakan perutnya, bagaimana bayi semakin terdorong turun bagian atas jalan lahir seperti terdorong ke atas. Tapi Conny sangat menikmati proses ini. Conny naik ke tempat tidur, saya ngepel lantai dulu, mengisi kolam plastik dengan air panas, bidan meriksa kembali kelengkapan peralatannya lalu melakukan pemeriksaan dalam dan bidan mengatakan bukaan 4 lingga (hampir 5). Conny diperiksa tensi sudah menjadi 120/90. Saya bilang sama bidannya sebentar lagi mudah-mudahan normal. 

Saya bertanya pada bidan berapa lama biasanya bukaan lengkap, menurut bidan untuk kehamilan anak kedua dan seterusnya biasanya bukaan 4 ke bukaan berikutnya, setiap bukaan biasanya kurang lebih sekitar 30 menit. Jadi bidan memperkirakan bayi kami lahir sekitar jam 4 sampai jam 5. Kemudian bidan keluar kamar, dan bilang akan periksa 30 menit lagi sehingga, kalau bukaan 8 baru menghubungi dokter. Dengan demikian dokter bisa tiba saat bukaan lengkap. Asumsi bidan bukaan 8 ke 10 sekitar 1 jam sehingga cukup waktu dokter sampai ke rumah kami. Jam 11.00 dokter sedang menangani SC di salah satu rumah sakit. 

Saya menyalakan musik, lalu kami berdua ngobrol ditempat tidur, sambil bercanda dan ketawa-ketawa. Saya mengelus-elus bagian pinggang dan pinggul Conny dengan perasaan sayang, sesekali turun memeriksa air, membersihkan sisa air ketuban yang masih tercecer, menyiapkan keset di sekeliling kolam, minta tolong mama memakaikan Visakha, putri pertama kami, baju renang. 

Jam 14.00 iseng saya ingin lihat "isi" di balik selimut Conny, ternyata lendir penyumbat sudah sangat banyak di underpad (alas tidur semacam perlak agar cairan tidak jatuh ke kasur). Saya bilang sama Conny ini bisa jadi sudah mau lahir, atau paling tidak sudah bukaan 7 atau 8.  Conny bilang nggak mungkin sudah lengkap, kan baru sebentar, paling maju 1 atau 2 bukaan. 

Tepat selesai Conny bicara, Bidan mengetuk pintu minta masuk untuk memeriksa lagi karena telah 30 menit. Setelah diperiksa, ternyata bukaannya sudah 9 longgar (menuju 10). Periksa tensi 120/80 sehingga tidak perlu lagi cek urine di lab. Conny diijinkan masuk ke kolam. 

Saat masuk, Conny bilang airnya kurang hangat. Suhu yang dibutuhkan 37 derajat. Namun saat diukur, 35 derajat, sehingga harus ditambahkan air panas. Jadi saya keluar memanaskan air bersama mama lalu membawa Visakha masuk ke kolam ikut berenang sama mamanya. Air di water heater tidak mau panas seperti sebelumnya mungkin karena masih dalam proses pemanasan di tangkinya. 

Setelah itu saat saya mau ambil air panas di dapur, Bidan bilang sudah crowning (bukaan lengkap dan kepala bayi sudah tampak tapi belum keluar dari jalan lahir). Pengalaman sebelumnya saat Visakha lahir, waktu crowning dan kepala bayi keluar cukup lama. Sehingga saya pikir cukup waktu bawa air panas dari dapur ke kamar yang hanya berjarak 10 meter. Ternyata saat tiba di kamar Conny sudah memeluk si baby. Bidan bilang keluarnya perlahan namun pasti gerakannya konstan maju (kepala bayi tidak keluar masuk keluar masuk). Bayi keluar sepenuhnya dan berada di air pukul 14.44 wita dan Conny sama sekali tidak mengejan. 

Visakha ikut elus-elus kepala adiknya saat baru nongol dari jalan lahir. Kemudian Conny naik ke tempat tidur. Lima menit kemudian waktu keluarnya plasenta, Conny juga lakukan dengan mudah sambil tetap mendekap Mallika. Tak lama kemudian dokter datang (baru selesai operasi pukul 14.00). Setelah diperiksa ternyata sama sekali tidak ada robekan jalan lahir, hanya ada lecet akibat gesekan yang memang tidak bisa dihindari, akibat gesekan dengan rambut dan kepala bayi. Jadi dokter bilang tidak perlu minum antibiotik, minum penahan nyeri bila diperlukan (ternyata sampai saat ini tidak diperlukan), minum multi vitamin dan penambah darah agar cepat menggantikan darah yang keluar saat bersalin.

Yang luar biasa, tensinya Conny diturunkan dengan hipnosis. Bidan mengirim sms berkala kepada dokter yang diterima oleh asisten operasinya yang kemudian disampaikan kepada pak dokter. Saya perkirakan cukup waktu sampai sini setelah operasi, ternyata maju bukaannya cepat sekali. Terakhir dokter bilang, “Ibu Conny sudah boleh kok pakai celana jeans kalau mau. Pak Agus nanti saya akan referensikan pasien-pasien saya ke bapak, termasuk yang infertil karena faktor psikologis.” 

Yang saya jadikan catatan, Conny sangat sadar pada proses pergerakan perut, dan pergerakan bayi di dalam, tapi tetap merasa nyaman. Dia tahu kontraksi bahkan tetap santai. Yang lainnya, Conny bisa menahan untuk tidak mengikuti dorongan mengejan (saat Visakha dulu Conny sempat jadi bete karena dorongan ingin buang air ini tidak bisa dia atasi dan saya juga tidak menyangka ada kondisi seperti ini), sehingga akhirnya saat crowning Visakha, ada kontraksi untuk mendorong bayi, Conny mengejan keras melampiaskan keinginannya mengejan, dan akhirnya diperlukan beberapa jahitan untuk merapatkan robekan. Tapi saat sudah di ranjang untuk mengeluarkan plasenta Conny sudah tidak paksa mengejan lagi. Saat hendak dijahit sudah bisa bercanda sama dokternya. Dia bilang agak dirapetin ya dok jahitnya. 

Menurut saya, protokol hypnobirthing The Conny Method yang kami kembangkan telah mengalami kemajuan yang luar biasa karena telah diajarkan dan dipraktikkan kepada klien-klien kami selama 2,5 tahun dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, dan terus kami sempurnakan berdasar masukan dan pengalaman para klien kami. Dan Conny yang lebih banyak mengajar The Conny Method kepada para klien kami. Dengan demikian secara tidak langsung dia juga tetap ikut latihan, sehingga perbaikan-perbaikan teknik lebih mudah kami lakukan, ketimbang saya sendiri karena tidak mengalami langsung proses hamil dan bersalin. 

Demikian Pak kejadiannya kemarin. Yang saya sayangkan cuma tiga hal, Pak. Pertama Conny gagal orgasme karena bayi keluarnya cepat. Kedua, saking cepatnya saya jadi tak sempat melihat prosesnya. Dan ketiga, tidak ada yang sempat merekam, bahkan bidan yang saya titipi kamera untuk merekam tidak keburu mengambil kameranya yang sudah saya siapkan dekat kasur karena proses persalinan yang sangat cepat. 

Sekali lagi terima kasih atas support dan terutama saran bapak tentang distorsi waktu yang dimasukkan ke protokol The Conny Method. Saya tidak menyangka hasilnya akan seperti ini. Jujur saya kira distorsi waktu ini hanya membuat kliennya merasakan proses yang lama jadi terasa semua begitu cepat, sehingga tidak terjadi lagi kejadian keluar spontan dari kondisi hipnosis  seperti pada klien sebelumnya, walaupun setelah itu klien masuk kembali ke kondisi hipnosis dan mengalami orgasme setelah itu.

Salam hormat dari kami sekeluarga, 

Agus, Conny, Visakha, dan Mallika.

Salam hangat,

Agus Wirajaya, SE, SAg, CCH.

Certified Clinical Hypnotherapist of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology

HP: 08123814803   Pin BB: 25DF6F23

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online1
Hari ini334
Sepanjang masa34.510.999
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique