Manfaat Meditasi Cinta Kasih

22 Agustus 2014 12:52

Kita tahu dan juga sangat dianjurkan untuk berbuat baik atau melakukan kebaikan. Kita juga sangat dianjurkan untuk bisa mengembangkan perasaan belas kasih (compassion) pada sesama. Semakin sering melakukan kebaikan, semakin kita mengembangkan perasaan belas kasih, kita akan menjadi pribadi yang semakin baik dan semakin bahagia.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa melakukan kebaikan mengaktifkan wilayah otak yang sama dengan yang diaktifkan oleh obat-obatan adiktif. Orang yang melakukan kebaikan merasakan kegembiraan atau kebahagiaan karena otak menghasilkan opiat endogen yang lebih dikenal dengan endorfin. Endorfin adalah morfin yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh dan memberi efek “high” sama seperti morfin atau heroin.

Saat kita melakukan kebaikan otak tidak hanya menghasilkan endorfin namun juga serotonin, dan dopamin. Ini sangat membantu meningkatkan suasana hati dan membuat kita merasa lebih positif dan optimis. Endorfin, yang memiliki pengaruh ke tubuh seperti morfin, juga dapat mengatasi rasa sakit yang diderita seseorang.

Bila kebaikan yang kita lakukan melibatkan interaksi dengan orang lain maka otak akan menghasilkan hormon oksitosin yang berfungsi memperkuat ikatan perasaan dengan orang lain. Dengan demikian kebaikan sangat baik untuk mengatasi suasana hati yang kurang baik dan meningkatkan perasaan bahagia.

Oksitosin adalah neuropeptida yang tersusun dari sembilan asam amino dan berperan dalam meningkatkan rasa percaya antarindividu, membantu proses pencernaan, mengurangi radang, mengurangi simtom IBS, membuat kita mampu membaca emosi yang sedang dialami orang lain, dan melindungi dari kanker. Oksitosin berperan dalam kontraksi yang dialami wanita saat melahirkan dan juga membantu wanita menyusui menghasilkan lebih banyak ASI.

Manfaat lain melakukan kebaikan adalah menunda penuaan. Penelitian tahun 1999 di California melibatkan 1.972 responden yang dilakukan oleh The Buck Institute of Age Reseach, California, menemukan bahwa para relawan yang aktif membantu di dua atau lebih organisasi memiliki tingkat mortalitas 44% lebih rendah daripada mereka yang bukan relawan.

Otak manusia pada dasarnya dirancang untuk mengalami perasaan belas kasih. Dengan demikian belas kasih adalah kondisi alamiah kita. Itu sebabnya saat kita melihat penderitaan atau kesusahan orang lain tanpa perlu upaya sadar kita bisa merasa kasihan dan berharap orang lain itu bisa segera mengatasi masalahnya dan menjadi bahagia.

HaI ini tampak dari hasil pemindaian otak. Saat seseorang melihat orang lain menderita atau sakit secara otomatis wilayah otak yang menangani perasaan belas kasih aktif. Otak, dalam hal ini, tidak bisa membedakan apakah penderitaan atau sakit ini dialami oleh diri sendiri atau orang lain.

Belas kasih juga dapat dilatih sehingga menjadi semakin kuat. Dari penelitian yang dilakukan pada para rahib Buddhis Tibet ditemukan bahwa praktik meditasi cinta kasih yang mereka lakukan selama bertahun-tahun telah memengaruhi wilayah otak lobus frontal kiri, satu wilayah otak yang memang berhubungan dengan perasaan belas kasih. Para peneliti juga menemukan, melalui pengukuran, bahwa “daya listrik” otak para rahib Buddhis ini sangatlah kuat dan jauh melampaui hasil pengukuran pada orang biasa.

Apa hubungan cerita di atas dengan meditasi cinta kasih?

Sebelum melanjutkan uraian perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang meditasi cinta kasih (MCK) atau loving-kindness meditation. Meditasi adalah upaya sadar untuk menjadi sadar, sadar akan keadaan sekeliling, sadar akan gerakan pikiran, sadar akan kondisi sadar. Intinya, meditasi adalah kita selalu sadar dan hidup di saat ini.

Dalam konteks meditasi cinta kasih, yang dilakukan biasanya dengan postur duduk yang nyaman dan mata tertutup, maka meditasi adalah upaya sadar untuk mengarahkan perhatian dari fokus luar ke dalam, ke objek meditasi.

Manfaat MCK yang dilakukan secara teratur dan konsisten sangat signifikan. Penelitian yang dilakukan tahun 2008 oleh psikolog Barbara Frederickson dari University of North Carolina, melibatkan 139 orang, menunjukkan bahwa melakukan MCK secara konsisten selama tujuh minggu meningkatkan perasaan positif seperti cinta, bahagia, syukur, puas, pengharapan, rasa diri berharga, perhatian, girang, dan kagum. Semua ini memengaruhi pelaku meditasi dalam banyak hal. Mereka merasa lebih tahu tujuan yang ingin dicapai dan merasa lebih mampu menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka juga menikmati peningkatan kualitas kesehatan dan relasi yang lebih baik.

Manfaat lain dari eksperimen ini yaitu emosi positif yang mereka rasakan dan alami setiap minggu semakin meningkat seiring praktek meditasi yang mereka lakukan. Menggunakan skala Likert, di minggu pertama terjadi peningkatan emosi positif sebesar 0,06 unit untuk setiap jam meditasi. Namun setelah praktik meditasi selama tujuh minggu, setiap jam meditasi setara dengan peningkatan emosi positif sebesar 0,17 unit.

Riset lain menemukan bahwa mempraktikkan MCK sangat baik untuk mengatasi rasa sakit. Penelitian di tahun 2005 melibatkan orang yang mengalami sakit punggung bawah kronis, melakukan MCK selama delapan minggu secara signifikan mampu mengurangi rasa sakit, perasaan cemas, kemarahan, dan stres.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mungkin hanya dengan duduk, menutup mata, dan melakukan MCK kita bisa mendapat begitu banyak manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas?

Semua ini bisa terjadi dan dipahami bila dijelaskan dari sudut ilmu pikiran. Salah satu sifat pikiran, lebih spesifik lagi pikiran bawah sadar, yaitu tidak bisa membedakan hal nyata dan imajinasi. Dengan demikian saat kita menutup mata dan melakukan MCK bagi pikiran bawah sadar apa yang kita imajinasikan benar-benar terjadi. Dan respon fisik mengikuti imajinasi kita.

Sama seperti bila kita diminta menutup mata dan membayangkan minum air jeruk nipis yang masam. Hanya dengan membayangkan melakukan hal ini air liur kita keluar dengan deras seolah-olah benar-benar sedang minum air jeruk yang masam.

Lalu, bagaimana cara melakukan MCK?

Lakukan langkah berikut:

     · Duduk dengan posisi yang nyaman. Kaki tidak harus dalam posisi bersila. Anda bisa duduk di kursi dan kaki menapak lantai. Intinya, tubuh Anda rileks dan nyaman.

     · Fokus pada napas, napas masuk, napas keluar, untuk beberapa saat.

    · Saat pikiran dan tubuh sudah terasa tenang dan nyaman niatkan untuk membayangkan diri Anda.

    · Setelah gambar diri Anda muncul, ucapkan dalam hati “Semoga Anda sehat dan bahagia” berulang kali sambil dari hati Anda mengirim perasaan sayang dan cinta Anda kepada diri Anda yang ada di dalam gambar mental Anda.

    · Setelah dirasa cukup, ganti gambar diri Anda dengan orang dekat atau keluarga Anda, orang yang Anda kasihi. Lakukan hal yang sama seperti yang telah Anda lakukan pada diri Anda sendiri. Lakukan bergantian, satu per satu.  

   · Selanjutnya munculkan gambar teman atau rekan kerja Anda. Lakukan hal yang sama.

    · Lakukan hal yang sama kepada orang yang telah menyakiti hati Anda, orang yang telah melukai hati Anda, atau musuh Anda.

Anda tidak harus melakukan MCK ini kepada banyak orang dalam satu sesi. Anda bisa melakukannya dalam beberapa sesi. Misal, dalam sesi pertama Anda melakukan MCK pada 5 orang. Di sesi berikutnya Anda lakukan lagi pada 5 orang. Demikian seterusnya. Lakukan konsisten dan dapatkan manfaatnya.

 

 

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online5
Hari ini832
Sepanjang masa34.480.467
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique