Mengenal dan Memahami Faktor Kritis

12 Oktober 2014 11:32

Setiap bahasan tentang hipnosis dan hipnoterapi pasti juga membahas faktor kritis (critical factor). Faktor kritis adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan hipnosis. Hal ini sangat jelas tampak dalam definisi hipnosis menurut U.S. Dept. of Education, Human Services Division yang menyatakan bahwa hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking atau hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran selektif (sugesti).

Berdasar definisi di atas tampak bahwa kondisi hipnosis hanya bisa terjadi bila memenuhi dua syarat. Pertama, terjadi penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan kedua, diterimanya suatu pemikiran selektif atau sugesti.

Apa sebenarnya faktor kritis yang dimaksud dalam definisi di atas?

Faktor kritis adalah filter mental terletak di antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, menyimpan sistem kepercayaan atau segala hal yang kita pikir, tahu, yakin, atau rasa sebagai hal yang benar menurut kita.

Walau terletak di antara pikiran sadar dan bawah sadar, filter ini bekerja semata demi kebaikan dan keuntungan pikiran bawah sadar. Filter ini menjaga dan melindungi setiap data yang dianggap, diyakini, dipikirkan, dipersepsikan, diasumsikan, atau dirasa benar, yang telah tersimpan di pikiran bawah sadar, agar tidak mudah berubah atau diubah karena masuknya informasi baru yang berbeda dengan data sebelumnya.

Faktor kritis mulai terbentuk saat anak berusia tiga tahun karena pada usia inilah pikiran sadar baru mulai aktif. Seiring dengan pertumbuhannya, pikiran anak menyerap sangat banyak informasi dan digunakan sebagai acuan untuk berpikir atau bertindak.

Sayangnya, saat masih kecil, anak belum mampu berpikir kritis, belum memiliki data yang memadai sebagai pembanding, faktor kritis belum terbentuk, sehingga informasi apapun yang ia terima dari lingkungan terutama dari figur otoritas seperti orangtua dan guru diterima sebagai kebenaran.

Kekuatan faktor kritis dalam melakukan penyaringan informasi yang diijinkan masuk ke pikiran bawah sadar ditentukan oleh jumlah data yang sudah ada dan seberapa yakin dan percaya seseorang akan kebenaran data ini. Semakin banyak data, semakin yakin dan percaya, semakin kuat faktor kritis bekerja melakukan penyaringan informasi.

Saat satu bentuk pikiran atau data diterima atau dianggap benar menurut kita, karena sejalan dengan data yang telah ada di pikiran bawah sadar, atau sejalan dengan sistem kepercayaan kita, maka ia akan diijinkan melewati faktor kritis dan masuk ke pikiran bawah sadar. Di pikiran bawah sadar bentuk pikiran atau data ini mulai menstimulasi fungsi-fungsi pikiran bawah sadar yaitu imajinasi, memori, dan emosi.

Bila bentuk pikiran atau data yang akan masuk ternyata tidak sejalan atau bertentangan dengan data yang telah lebih dulu ada dan diterima sebagai kebenaran maka data ini akan ditolak sehingga tidak bisa melewati atau menembus faktor kritis.

Mengacu pada banyak kasus klinis yang telah ditangani, kami sampai pada satu simpulan penting mengenai fungsi faktor kritis. Data yang ditolak oleh faktor kritis tidak berarti serta merta hilang tak berbekas. Data ini tetap dapat masuk ke pikiran bawah sadar dan disimpan di segmen memori khusus untuk menyimpan berbagai data yang tidak digunakan.

Sedangkan bila data berhasil melewati faktor kritis maka ia akan disimpan di segmen memori yang khusus digunakan sebagai bagian dari sistem kepercayaan yang memengaruhi dan menentukan cara berpikir, sikap, perilaku, kebiasaan, dan hidup kita secara keseluruhan. Data baru ini akan semakin menguatkan kebenaran data lama.

Data yang tadinya dianggap salah, dan tidak berhasil melewati faktor kritis, suatu saat dapat berpindah ke memori tempat menyimpan data yang dianggap benar bila terjadi perubahan pada (sistem) kepercayaan yang menjadi dasar kerja faktor kritis. Perubahan ini bisa terjadi karena upaya yang dilakukan oleh klien sendiri atau dengan bantuan terapis.

Contoh konkritnya seperti ini. Ada banyak orang yang tidak suka atau merasa tidak nyaman dengan hipnosis atau hipnoterapi. Data lama di pikiran bawah sadar mereka mengatakan bahwa hipnosis adalah praktik supranatural, menggunakan jin atau makhluk halus, tidak ilmiah, dan menggunakan kuasa gelap. Dari mana mereka mendapat data ini? Dari informasi yang salah, pemberitaan di media massa, dan figur otoritas tertentu.

Apapun yang dilakukan untuk meyakinkan orang ini, dengan kata lain memberi sugesti atau data untuk menembus faktor kritisnya, tidak bisa. Data ini ditolak dengan sangat kuat oleh faktor kritis.

Namun, saat ia mulai membaca publikasi ilmiah tentang hipnosis dan hipnoterapi dan manfaatnya untuk peningkatan kualitas hidup manusia, dan mungkin juga ada figur otoritas lain yang memberi informasi bahwa hipnosis dan hipnoterapi sangat ilmiah dan bermanfaat, maka informasi ini mulai berhasil menembus faktor kritisnya. Hingga satu saat ia mendapat pemahaman yang benar.

Saat ia mendapat pemahaman yang benar, terjadi perubahan pada data di pikiran bawah sadarnya, apa yang ia tahu, rasa, dan yakini benar tentang hipnosis dan hipnoterapi juga berubah. Dan semua informasi yang tadinya tersimpan di segmen memori untuk data yang tidak digunakan kini berpindah ke segmen memori untuk data yang digunakan.

Kini, bila ada orang yang mengatakan bahwa hipnosis dan hipnoterapi adalah kuasa gelap, klenik, tidak ilmiah, dan sebagainya, data-data ini justru ditolak oleh faktor kritisnya. Ia akan bersikeras mengatakan hipnosis dan hipnoterapi sangatlah ilmiah, baik, bermanfaat, dan adalah salah satu cabang ilmu psikologi. Apalagi bila ia telah mengikuti pelatihan hipnosis dan hipnoterapi, berpraktik sebagai hipnoterapis klinis yang telah membantu banyak kliennya berubah, berhasil mengatasi masalah, dan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sukses, damai, dan bahagia. Dalam kondisi ini tidak ada siapapun yang bisa mengubah keyakinannya mengenai manfaat hipnosis dan hipnoterapi.  

Inilah proses yang terjadi pada diri seorang yang membenci atau skeptis akan sesuatu dan akhirnya menjadi fanatik.

Dalam konteks hipnoterapi klinis, masalah yang berhubungan dengan emosi dan atau perilaku selalu disebabkan adanya satu atau beberapa pikiran dominan yang memengaruhi dan mengendalikan diri klien. Pikiran dominan ini masuk atau dimasukkan ke pikiran bawah sadar umumnya dalam rentang usia antara sejak lahir hingga sekitar tiga belas tahun.

Saat klien jumpa terapis, umumnya sudah berusia jauh di atas tiga belas tahun, data yang terekam di pikiran bawah sadar dan mengendalikan diri klien sulit diubah atau diganti karena dilindungi oleh faktor kritis.

Untuk dapat menembus faktor kritis dengan leluasa dan melakukan modifikasi data dibutuhkan kondisi hipnosis atau trance. Semakin dalam kondisi hipnosis yang berhasil dicapai klien, semakin lemah kekuatan faktor kritis. Dalam kondisi hipnosis yang (sangat) dalam, faktor kritis tidak bekerja sehingga terapis leluasa membantu klien melakukan restrukturisasi data di pikiran bawah sadar sesuai tujuan terapi.

Dengan membaca uraian di atas kini jelas bahwa perubahan sulit dilakukan karena, salah satunya adalah, kerja faktor kritis yang bertujuan melindungi konten pikiran bawah sadar. Mekanisme proteksi ini demi kebaikan individu. Kebaikan ini justru menjadi sumber masalah saat individu ingin berubah namun mengalami kendala juga oleh karena kerja faktor kritis. 

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online3
Hari ini463
Sepanjang masa34.509.813
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique