Sadar Namun Tidak Sadar

30 Juli 2015 21:15

Beberapa klien, saat konsultasi, bertanya, “Pak Adi, apakah sulit bila saya mau berubah?” Klien lain ajukan pertanyaan yang cukup menggelitik rasa ingin tahu, “Mengapa begitu sulit berubah?”

Dua pertanyaan di atas kerap saya jumpai dan memang butuh penjelasan dan penjabaran lebih detil agar dapat dimengerti. Uraian berikut ini adalah intisari dari penjelasan yang biasa saya sampaikan pada para klien.

Dalam menjelaskan proses perubahan, saya sering mengutip pernyataan Jung yang menyatakan, “Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate.” Dalam bahasa Indonesia artinya, “Sampai anda membuat yang tidak sadar menjadi sadar, ia akan mengendalikan hidup anda dan anda akan menyebutnya sebagai nasib.”

Orang sulit berubah karena mereka umumnya melakukan upaya perubahan pada tataran yang tidak tepat. Mereka berusaha berubah menggunakan kekuatan kehendak, tanpa tahu atau mengerti apa sesungguhnya yang mendorong perilaku tertentu.

Perilaku adalah apa yang tampak di “permukaan”. Untuk perubahan yang cepat dan permanen kita perlu masuk lebih dalam dan menemukan apa yang mendorong seseorang melakukan perilaku tertentu.

Perilaku sebenarnya adalah bentuk ekspresi energi psikis. Kita melepas energi ini dengan cara yang spesifik, pada situasi tertentu, seringkali berdasar rangsangan atau pengaruh yang kita terima dari lingkungan.

Kekuatan perilaku dipengaruhi atau ditentukan oleh jumlah energi yang mendorong perilaku. Besarnya energi ini dipengaruhi program pikiran. Kekuatan program pikiran ditentukan oleh intensitas emosi yang melekat padanya. Dengan kata lain, semakin intens emosi yang menyertai suatu program pikiran maka semakin kuatlah program ini, dan semakin besar energi psikis yang program pikiran ini gunakan untuk mendorong perilaku tertentu.

Ada dua hasil penelitian menarik yang perlu diperhatikan mengenai program pikiran. Pertama, 77% dari program pikiran kita salah, kontraporduktif, dan bekerja melawan diri kita. Bahkan ada orang yang memiliki tingkat kesalahan program sampai 90% - 95%. Kedua, 95% dari siapa diri kita saat usia 35 tahun adalah hasil pengkondisian (program) masa lalu.

Perubahan sulit terjadi karena umumnya kita tidak tahu bahwa ternyata ada program pikiran yang mendorong perilaku tertentu. Hal inilah yang dimaksud oleh G.I. Gurdjieff saat ia menyatakan, “Man is asleep”, atau manusia pada dasarnya dalam kondisi tidur/tidak sadar. Ketidaksadaran ini tidak disadari sehingga perubahan menjadi mustahil.

Bila dianalogikan dengan komputer, program adalah berbagai bentuk kepercayaan (belief) yang selama ini menjalankan komputer mental (pikiran) kita. Sedangkan perilaku adalah apa yang tampil di layar, yang bisa dilihat. Program tidak bisa dilihat kecuali bila secara sengaja, dan tahu caranya, kita “masuk” ke dalam komputer.

Program ini masuk atau dimasukkan ke dalam pikiran kita, saat kita masih kecil, melalui pengkondisian dan interaksi dengan orangtua, pengasuh utama, dan lingkungan. Saat program ini sudah masuk selanjutnya ia berjalan secara otomatis dan menjadi semakin kuat melalui berbagai pengalaman hidup yang kita alami atau jalani. Semakin tidak sadar kita akan keberadaan program ini, semakin kuat ia mengarahkan, mengendalikan, dan mencengkeram diri kita.

Kepercayaan menentukan realita seseorang, apa yang ia yakini sebagai hal yang benar atau diterima sebagai kebenaran. Untuk bisa menjalani realita ini kita menggunakan lingkungan. Dengan demikian, selama lingkungan kita tetap sama, tidak berubah, realita diri akan terus diperkuat. Saat kita keluar dari lingkungan ini akan muncul perasaan tidak nyaman karena lingkungan baru tidak lagi memberi efek penguatan realita diri.

Orang sering tidak sadar punya kepercayaan tentang hal tertentu sampai kepercayaan ini mengalami tantangan. Misal seseorang percaya bahwa dunia bentuknya datar. Saat ada berkata bahwa dunia bentuknya bulat maka mereka yang memegang kepercayaan bahwa dunia adalah rata akan mulai merasa tidak nyaman. Di momen inilah, bila kita dapat menyadarinya, kita bisa tahu bahwa ada kepercayaan yang sedang bekerja.

Apa implikasi dari program yang bekerja pada tataran nirsadar dan memengaruhi perilaku individu?

Di sinilah pernyataan Jung menjadi sangat relevan. Saat kepercayaan tidak disadari keberadaan atau pengaruhnya maka ia tidak dapat dipertanyakan, diuji. Kita tentu tidak bisa mengubah sesuatu yang tidak kita ketahui keberadaannya.

Cara mudah untuk tahu keberadaan program pikiran ini adalah dengan belajar menjadi sadar, menjadi pengamat atas diri sendiri, atas apa yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan, dan rasakan.

Saat kita mampu melakukan hal ini, kita menjadi tahu, sadar akan keberadaan kepercayaan, mengamati bagaimana kepercayaan ini beroperasi, menjalankan diri kita, mengujinya, dan mulai merasakan akibat yang mereka timbulkan dalam hidup kita.

Dengan kata lain, kita yang sebelumnya beroperasi dalam mode sadar tapi tidak sadar, kita sadar telah melakukan perilaku tertentu tapi tidak sadar apa yang mendorong perilaku ini, berubah menjadi mode sadar sepenuhnya, sadar apa yang telah dilakukan dan apa yang mendorong perilaku ini.

Apakah mudah melakukan ini? Jawabannya, “Bergantung.” Ada yang mampu melakukan ini dengan cepat. Ada yang butuh sedikit waktu berlatih. Singkat kata, kita perlu melatih diri untuk menjadi sadar karena 95-99% pikiran kita berjalan secara otomatis.

Sayangnya banyak orang walau sudah berhasil menyadari dan tahu kepercayaan yang mengendalikan diri mereka, tidak berani melangkah lebih lanjut yaitu mempertanyakan atau menguji kebenaran kepercayaan ini. Umumnya mereka merasa kepercayaan mereka inilah diri mereka. Padahal yang benar, kepercayaan tidak lebih dari sebuah konsep atau ide yang bisa diganti dengan konsep atau ide lain yang lebih konstruktif dan bermanfaat bagi hidupnya.

Banyak yang rela hidup susah dan menderita demi mempertahankan kepercayaan yang sudah jelas dan pasti sangat merugikan dirinya. Mereka yang telah sadar, berani mempertanyakan, meneliti, dan menguji kepercayaan serta menggantinya dengan yang lebih konstruktif akan alami kebebasan dan kebahagiaan.

Beranikah Anda menguji kepercayaan Anda yang selama ini diyakini sebagai hal yang benar? Bila Anda telah menguji kepercayaan ini dan mendapati bahwa kepercayaan ini merugikan diri Anda, tidak mendukung keberhasilan Anda, beranikah Anda menggantinya?

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online2
Hari ini975
Sepanjang masa34.479.374
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique