Welas Asih dan Penyembuhan

14 Januari 2016 13:20

Menjadi penyembuh adalah profesi mulia. Untuk mampu menjadi penyembuh profesional, cakap, andal, dan efektif dalam membantu sesama mengatasi masalah dibutuhkan persyaratan teknis dan nonteknis. 

Salah satu persyaratan nonteknis yang sangat penting namun orang sering abai, mungkin karena tidak disadari atau diketahui, adalah kondisi pikiran, suasana hati, dan emosi saat membantu klien atau pasien. Penguasaan teknik atau modalitas terapi sebaik apapun, bila dipraktikkan tidak dalam kondisi pikiran tenang, damai, bahagia, dan terutama dilandasi perasaan welas asih terhadap sesama yang sedang butuh bantuan niscaya sulit membuahkan hasil optimal. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeanne Actherberg di North Hawaii Community Hospital di Waimea, Hawaii, menunjukkan pengaruh luar biasa perasaan welas asih terhadap subjek penelitian. 

Dalam penelitian ini Actherberg dan koleganya merekrut sebelas penyembuh tradisional (indigenous healer) dan meminta mereka masing-masing memilih salah satu dari pasien mereka, yang mereka merasakan simpati dan rasa welas asih yang kuat, merasa terhubung, dan meniatkan mantan pasien ini sebagai penerima niat penyembuhan (Actherberg dkk., 2005).

Para peneliti menamakan niat penyembuhan dari jarak jauh sebagai distant intentionality (DI). Sementara para penyembuh sendiri menyebutnya dengan beragam istilah, antara lain doa, mengirim energi, niat baik, atau mengharapkan yang terbaik.  

Proses penelitian dilakukan dengan cara mengisolasi setiap subjek, yang akan menerima kiriman niat penyembuhan jarak jauh, dari segala bentuk kontak sensori atau komunikasi dengan para penyembuh, dan menempatkan penerima ini di alat pemindai fMRI (functional magnetic resonance imaging). Para penyembuh selanjutnya mengirim beragam DI mereka ke masing-masing subjek dalam interval dua menit acak dan tidak mungkin dapat diantisipasi oleh para subjek penelitian. 

Saat hasil pemindaian fMRI para subek dianalisis, ditemukan perbedaan signifikan pada fungsi otak antara saat kondisi penyembuh mengirim DI dan tidak mengirim DI. Kemungkinan hal ini bisa terjadi, dalam situasi normal, adalah satu berbanding sepuluh ribu. Wilayah otak subjek yang menjadi aktif saat penyembuh mengirim DI adalah anterior dan middle cingulate, precuneus, dan wilayah korteks frontal.

Saat penelitian diulang dengan subjek yang para penyembuh tidak merasa ada hubungan atau kedekatan emosi, tidak merasa simpati, tidak terdapat perubahan pada hasil pemindaian fMRI baik saat penyembuh mengirim DI maupun saat tidak mengirim DI. 

Penelitian ini sangat penting karena secara jelas menunjukkan bahwa perasaan welas asih, niat penyembuhan yang dilandasi kasih, dapat memberi pengaruh nyata pada fisik penerima niat penyembuhan, walau si penerima ini tidak menyadari akan hal ini. 

Studi mengenai pengaruh hubungan fungsi otak antara individu yang memiliki hubungan emosi kuat (simpati) yang terpisah oleh jarak jauh dan sama sekali tidak terhubung melalui kontak sensori dengan yang lain, juga telah dilakukan peneliti sebelumnya seperti Duane dan Behrendt (1965),  Wadkerman dkk (2003), Radin (2004), dan Standish dkk (2004).

Proses penyembuhan terjadi bukan hanya di ruang praktik saat penyembuh bertemu dengan klien. Penyembuhan sebenarnya diawali di pikiran dan niat penyembuh dan juga klien, bahkan sebelum mereka bertemu. Penyembuh efektif memahami benar pentingnya perasaan kasih mendalam terhadap klien yang sedang butuh bantuannya. Kedalaman dan ketulusan kasih inilah yang membedakan para penyembuh hebat dan penyembuh biasa yang hanya mempraktikkan teknik penyembuhan yang ia pelajari.   

Hal ini jugalah yang berulangkali disampaikan dan ditekankan oleh guru saya, Anna Wise, saat saya belajar Mind Mirror di Berkeley tahun 2009. Beliau berkata, "Tidak penting teknik apa yang Anda gunakan dalam membantu klien. Tidak penting bagaimana caranya. Yang paling penting dari semuanya dan sekaligus menjadi kunci penyembuhan adalah kasihmu pada orang yang datang meminta bantuanmu."

_PRINT   _SENDTOFRIEND

Upcoming Events
Counter
Online5
Hari ini387
Sepanjang masa34.511.052
1 Facebook
2 Youtube
3 Instagram
4 Quantum Morphic Field Relaxation
5 Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia
6 The Heart Technique