Pentingnya Sesi Wawancara Awal

 

Ada sejawat hipnoterapis, setelah membaca tulisan saya di FB, bertanya pada saya mengapa sesi hipnoterapi yang saya lakukan bisa berlangsung antara 3 hingga 4 jam. Menurutnya, ini sangat lama dan tentu akan membuat klien bosan. 

Saya tanya balik, menurut dia, berapa lama idealnya durasi satu sesi hipnoterapi, baik menggunakan teknik sugesti atau hipnoanalisis. 

Menurutnya, untuk sesi terapi menggunakan teknik sugesti hanya butuh waktu antara 30 hingga 45 menit. Sementara untuk terapi dengan teknik hipnoanalisis, antara 60 hingga 90 menit. 

Saya jelaskan, saya tidak bisa melakukan hipnoterapi dengan waktu yang sedemikian singkat. Menurut sejawat ini, mestinya bisa. 

Saya tentu sangat tertarik ingin mengetahui lebih lanjut. Saya tanya, khususnya untuk terapi dengan teknik hipnoanalisis, berapa lama sesi wawancara yang ia lakukan pada kliennya. 

Ia menjawab, untuk sesi wawancara tidak perlu lama-lama. Berdasar pengalaman praktiknya, informasi yang diperoleh melalui sesi wawancara tidak bisa mengungkap akar masalah. 

Daripada menghabiskan banyak waktu bertanya pada klien, yang ternyata tidak bisa mengungkap akar masalah, bukankah lebih baik, menurutnya, sesi wawancara dibuat singkat dan klien langsung diterapi. Ini tentu sangat menghemat waktu. 

Saya bisa memahami pendapatnya. Benar sekali, dari pengalaman praktik selama ini, bisa dibilang 99% akar masalah selalu berbeda dengan informasi yang disampaikan klien saat sesi wawancara.

Walau demikian, kami, hipnoterapis AWGI, tetap menempatkan sesi wawancara (anamnesis) sebagai langkah awal utama dalam setiap terapi yang kami lakukan. 

Umumnya kami butuh waktu antara 60 hingga 90 menit untuk sesi wawancara, baik dilakukan pada klien (autoanamnesis) maupun pada anggota keluarga atau orang dekat yang tahu kondisi klien (alloanamnesis). Bergantung kebutuhan, dalam situasi dan kondisi tertentu, wawancara bisa berlangsung hingga dua jam. 

Dalam sesi wawancara terapis tidak sekadar menggali informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan masalah klien. Ada banyak yang terjadi, antara lain terapis membangun relasi dengan klien, membangun rasa percaya klien pada terapis, memberi edukasi tentang kondisi yang klien alami, menjawab hal yang masih belum dimengerti, meluruskan mispersepsi, memberi klien data atau informasi yang ia butuhkan untuk dapat melihat dan mengerti kondisinya dengan perspektif yang lebih konstruktif, dan masih banyak lagi. 

Terapi, menurut protokol AWGI, telah dimulai saat klien tahu bahwa ia punya masalah dan mencari informasi tentang terapis yang bisa membantunya. Pada tahap ini, klien telah siap (𝘳𝘦𝘒π˜₯𝘺) dan bersedia (𝘸π˜ͺ𝘭𝘭π˜ͺ𝘯𝘨) untuk mengatasi masalahnya. 

Terapi berlanjut saat klien jumpa terapis di ruang praktik. Cukup sering kami temukan, hanya di sesi awal, dengan kami mendengarkan keluhan, mengerti kondisi dan situasi klien, memberi dukungan emosi, melakukan edukasi yang klien butuhkan, masalah klien selesai dan teratasi.

Ini terjadi karena klien mengalami peningkatan kesadaran. Dan dengan kesadaran barunya, ia tidak lagi memandang kondisinya sebagai sesuatu yang mengganggu dan bermasalah. Bila sudah seperti ini, kami tidak perlu lanjut ke terapi formal. 

Dalam protokol hipnoterapi AWGI, kelancaran proses dan hasil terapi sangat dipengaruhi dan ditentukan capaian di sesi wawancara. Terapi formal hanya boleh dilakukan setelah sesi wawancara dinilai berhasil dan matang. 

Terapi formal butuh waktu antara 1,5 jam hingga 3 jam, bergantung situasi dan kondisi klien. Dengan demikian, total waktu untuk satu sesi hipnoterapi yang kami lakukan berkisar antara 2,5 jam higga 4 jam. Untuk kasus tertentu, total waktu hipnoterapi bisa hingga 5 jam. 

Klien seringkali tidak menyadari durasi terapi yang ia jalani. Sangat sering, setelah sesi terapi, saya bertanya pada klien, berapa lama, menurutnya, sesi terapi yang ia jalani. Klien menjawab sekitar 30 menit. Padahal, kenyataannya, total waktu sekitar 4 jam. 

Ini terjadi karena saat dalam kondisi hipnosis dalam, klien mengalami fenomena mental kontraksi waktu. Waktu yang panjang terasa sangat singkat. 

Proses terapi yang kami lakukan berpusat pada klien (c𝘭π˜ͺ𝘦𝘯𝘡 𝘀𝘦𝘯𝘡𝘦𝘳𝘦π˜₯) bukan berpusat pada terapis (𝘡𝘩𝘦𝘳𝘒𝘱π˜ͺ𝘴𝘡 𝘀𝘦𝘯𝘡𝘦𝘳𝘦π˜₯). Kami melakukan apapun upaya yang dibutuhkan untuk bisa membantu klien mengatasi masalahnya dengan tuntas, seturut kecepatan yang diizinkan oleh pikiran bawah sadar klien. 

Demikialah adanya...

Demikianlah kenyatannya...

 



Dipublikasikan di https://www.adiwgunawan.com/articles/pentingnya-sesi-wawancara-awal pada tanggal 5 Juli 2022 00:28