Pembaca, beberapa waktu lalu saat berada di Singapore saya mendapat panggilan dari seorang dokter di salah satu kota besar di Jawa Barat. Pak Dokter ini, yang juga seorang kepala rumah sakit, bertanya apakah saya bisa datang ke kotanya dan mengajar hipnoterapi untuk para dokter di salah satu rumah sakit di sana? Sudah tentu saya bisa dan bersedia.
Setelah berdiskusi sejenak mengenai tujuan pelatihan dan hasil yang ingin dicapai saya akhirnya memutuskan untuk mundur, tidak bisa. Mengapa kok tidak bisa?
Ceritanya begini. Para dokter itu menyadari bahwa hipnoterapi adalah salah satu teknik terapi yang bisa sangat membantu meningkatkan pelayanan mereka. Namun yang menjadi kendala adalah mereka meminta saya untuk mengajarkan hipnoterapi hanya dalam waktu 2 (dua) hari saja. Alasan Pak Dokter jadwal mereka cukup padat sehingga tidak bisa lama-lama nggak praktik.
Saya mengajukan usulan agar pelatihan dilakukan beberapa kali dengan total 100 jam seperti yang saya lakukan selama ini melalui Quantum Hypnosis Indonesia (QHI). Pak Dokter mengatakan tidak bisa 100 jam. Terlalu lama dan juga biayanya akan sangat tinggi. Beliau tetap meminta saya mengajarkan hipnoterapi hanya dalam 2 hari saja. Beliau beralasan bahwa mereka telah mendapat penawaran dari salah satu lembaga pelatihan hipnoterapi, yang berafiliasi dengan lembaga luar negeri, dan lembaga ini mampu mengajarkan hipnoterapi hanya dalam waktu 2 hari. Saya tetap bersikeras mengatakan bahwa saya tidak tidak bisa dan tidak mampu mengajarkan hipnoterapi dengan format modul seperti yang saya ajarkan di QHI hanya dalam waktu 2 hari.
Nah pembaca, setelah berbicara dengan Pak Dokter ini saya merenung cukup lama. Pertanyaan saya adalah apakah saya yang memang tidak mampu mengajar hipnoterapi dalam waktu singkat, hanya 2 hari, ataukah lembaga lain itu punya teknik pelatihan yang luar biasa sehingga mereka mampu mengajar hanya dalam waktu 2 hari?
Mengapa saya merenung dan bertanya seperti ini?
Karena standar pelatihan hipnoterapi di luar negeri, misalnya menurut standar NGH (National Guild of Hypnotists) Amerika, mensyaratkan lama pelatihan 100 jam tatap muka di kelas atau setara dengan 2 (dua) semester kuliah.
Saya juga mencari tahu berapa waktu yang disyaratkan oleh berbagai pakar terkenal di luar negeri yang juga menyelenggarakan pelatihan hipnoterapi. Standar minimal yang mereka tetapkan adalah 100 jam tatap muka. Bahkan ada pakar yang baru memberikan sertifikasi setelah peserta pelatihannya menyelesaikan 150 jam pelatihan intensif.
Apakah hipnoterapi bisa diajarkan dalam waktu 2 hari? Jawabannya sudah tentu bisa. Apakah materi pelatihan hipnoterapi yang saya susun untuk pelatihan dan sertifikasi hipnoterapis QHI bisa dikuasai dengan baik dan benar hanya dalam waktu 2 hari? Jawabannya tidak bisa dan tidak mungkin bisa.
Mengapa saya mengatakan tidak bisa? Karena dari pengalaman saya pribadi untuk mendalami hipnoterapi ternyata dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Materi pelatihan QHI dirancang untuk diajarkan dan dikuasai melalui pelatihan minimal 100 jam. Jangankan 2 hari atau setara 20 jam, 4 hari atau setara 40 jam saja tetap tidak bisa.
Untuk bisa mempraktikkan hipnoterapi dengan benar dan efektif, sesuai standar QHI, maka pertama-tama kita harus menguasai dengan baik teori pikiran yang meliputi cara kerja pikiran, sifat-sifat pikiran sadar dan bawah sadar, proses programming pikiran, cara kerja memori, emosi, persepsi, dan masih banyak lagi. Pengetahuan ini mutlak perlu dikuasai agar seorang hipnoterapis, alumnus QHI, dapat melakuakn re-edukasi melalui navigasi pikiran klien saat melakukan hipnoterapi. Saya menjelaskan materi di atas selama 3 hari @ 12 jam dari total 100 jam pelatihan.
Ibarat mesin mobil, kita harus tahu betul komponen, cara kerja, karakter mesin, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan mesin mobil itu agar kita dapat mengotak-atik, melakukan tune-up, atau kalau perlu overhaul mesin dengan benar. Tanpa pengetahuan yang benar, lengkap, akurat, dan pemahaman mendalam mengenai mesin mobil maka kita tidak bisa berbuat banyak bila mesin mobil bermasalah.
Setelah memahami cara kerja dan sifat pikiran selanjutnya kita perlu menguasai teknik induksi yang sungguh-sungguh efektif untuk membantu klien masuk kondisi deep trance dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Setiap manusia punya karakter yang berbeda. Kita perlu tahu tipe klien, tipe sugestibilitasnya, dan melakukan induksi yang sesuai.
Mengapa klien perlu dibantu masuk ke kondisi deep trance? Karena hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan dengan bantuan atau dalam kondisi hipnosis. Kalau seseorang diterapi tanpa kondisi hipnosis maka ini namanya bukan hipnoterapi.
Mengapa perlu diinduksi? Karena induksi adalah cara untuk membawa klien masuk ke pikiran bawah sadar. Banyak orang gagal melakukan hipnoterapi bukan karena mereka tidak menguasai teknik terapinya namun lebih disebabkan karena klien belum berhasil dibimbing masuk ke kondisi deep trance.
Di pelatihan yang saya selenggarakan saya hanya mengajarkan 3 (tiga) teknik induksi yang terbukti sangat efektif dan ampuh dalam membawa klien masuk ke kondisi deep trance dengan sangat cepat. Nah, agar induksi ini bisa digunakan dengan baik, benar, efektif, dan efisien maka saya perlu menjelaskan teori yang mendasari setiap teknik. Biasanya, untuk satu teknik saya membutuhkan setengah hari, mulai dari dasar teori, sejarah terciptanya teknik itu, contoh praktik yang saya lakukan pada peserta, dan dilanjutkan dengan peserta melakukan praktik ke peserta lain. Biasanya untuk satu teknik saja saya perlu waktu sekitar setengah hari untuk membuat peserta benar-benar mengerti dan mampu melakukannya dengan benar. Setiap peserta, saat melakukan latihan atau praktik, akan disupervisi oleh asisten yang juga hipnoterapis aktif lulusan QHI.
Hal lain yang diajarkan adalah cara menyusun sugesti dengan benar. Ini cukup sulit karena menyangkut semantik yang digunakan. Salah menyusun sugesti akibatnya bisa fatal. Untuk memudahkan peserta pelatihan saya telah menyiapkan patter script dalam bahasa Indonesia yang dapat mereka gunakan dalam sesi terapi.
Belum lagi saya perlu menjelaskan dan mengajarkan berbagai teknik terapi advanced. Semua membutuhkan pemahaman mendalam dan lengkap dengan dasar teori dari setiap teknik. Saya tidak bisa mengajarkan semua ini hanya dalam waktu 2 hari pelatihan, apalagi bila peserta diminta menguasai dengan baik teknik-teknik itu.
Dalam pelatihan QHI, setelah 3 hari pertama, peserta selanjutnya libur 2 minggu. Tujuannya adalah untuk mempraktikkan apa yang telah diajarkan selama 3 hari plus ada tugas yang harus dilakukan. Setelah 2 minggu kita bertemu lagi. Peserta akan saling menceritakan apa yang telah mereka lakukan, apa kendalanya, dan apa yang terjadi. Dari sini saya akan memberikan masukan untuk membantu peserta meningkatkan teknik dan kemampuan mereka. Ini saja, sharing-nya sampai dibagi menjadi 3 tahap. Setiap tahap dilakukan mulai pagi hingga saat makan siang, selama 3 hari pelatihan. Jadi anda bisa lihat berapa banyak waktu yang dibutuhkan. Tidak mungkin saya bisa mengajarkan kurikulum hipnoterapi QHI hanya dalam waktu 2 hari.
Pada pertemuan minggu ke 2 ini saya mengajarkan berbagai teknik advanced dan dua teknik induksi lagi. Pada pertemuan minggu ke 2 ini saya biasanya memberikan contoh, lebih tepatnya melakukan live therapy di kelas. Prosedurnya sama persis seperti yang saya lakukan di ruang praktik saya. Kliennya bisa peserta pelatihan atau orang luar. Saya tidak memilih klien. Yang penting ada yang mau dan apapun masalahnya akan diterapi di kelas agar peserta bisa melihat langsung bagaimana Quantum Hypnotherapeutic Procedure dilakukan dengan benar.
Setelah 3 hari, peserta saya liburkan selama 3 minggu. Tujuannya agar mereka praktik lagi di rumah. Kali ini mereka telah mendapat bekal teknik-teknik terapi yang advanced. Tidak sekedar Direct Suggestion. Jadi, mereka bisa lebih leluasa menangani berbagai kasus klinis.
Pada pertemuan terakhir, 3 hari terakhir, peserta kembali akan saling sharing kasus yang mereka tangani. Seperti biasa, saya akan memantau dan memberikan masukan yang perlu untuk lebih meningkatkan kemampuan peserta pelatihan. Selanjutnya saya menambahkan lagi materi-materi lainnya. Setelah selesai 3 hari ini peserta mendapat sertifikat dan sudah bisa melakukan terapi.
Apakah setelah selesai pelatihan maka selesai sudah pembelajaran mereka? Tentu tidak. Saya masih terus mendukung mereka melalaui milis QHI. Ada web conference yang saya gunakan untuk bertukar pikiran dengan alumnus, yang saat itu sudah jadi terapis dan aktif menerima klien, dan menjawab berbagai pertanyaan mereka. Kita juga punya pertemuan rutin alumnus.
Alumnus QHI juga didorong untuk terus belajar dan meningkatkan diri. Setiap alumnus, setelah mengikuti pelatihan selama 100 jam, juga dibekali berbagai buku hipnoterapi yang sangat bagus, yang berasal dari luar negeri. Ini untuk mempertajam kemampuan mereka. Saya juga mengijinkan alumnus untuk berkunjung ke perpustakaan pribadi saya dan “meminjam” buku apa saja, yang berhubungan dengan terapi, yang saya miliki. Semua buku yang ada di Book References di situs adiwgunawan.com ada di perpustakaan saya di rumah.
Mengapa saya melakukan ini semua? Pertama, ini semua bertujuan untuk semakin meningkatkan kemampuan alumnus. Kedua, karena kita punya tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Terapi adalah sesuatu yang serius. Tidak boleh asal-asalan. Apalagi yang diotak-atik adalah pikiran manusia.
Jadi, menjawab pertanyaan di atas, “Mungkinkah Menguasai Hipnoterapi Hanya Dalam Waktu 1 Hari?” Kembali, jawaban saya, kalau yang dimaksud adalah hipnoterapi dengan materi dan standar QHI, “Tidak bisa”.
Namun bila pertanyaannya diganti menjadi, “Mungkinkah Mengajar Hipnoterapi Hanya Dalam Waktu 1 Hari?”
Jawabannya, “Kalau materi yang diajarkan adalah materi QHI maka jawabannay tidak bisa dan tidak mungkin"
Mengapa?
Karena materi yang diajarkan di QHI sangat banyak dan padat sekali. Dipaksa pun tetap tidak bisa selesai hanya dalam waktu 1atau 2 hari. Kecuali kalau saya mengurangi materi dan yang diajarkan hanya DS (Direct Suggestion) atau Sugesti Langsung, maka sudah tentu sangat bisa. Namun apakah mampu dikuasai dengan baik ? Ini hal lain.
Jadi pembaca, kita semua bisa belajar hipnoterapi selama 1 atau 2 hari saja. Namun untuk menguasai hipnoterapi dengan baik, benar, dan mampu mempraktikkannya membantu orang lain, sesuai standar QHI, ini tidak mungkin dipelajari hanya dalam waktu 1 atau 2 Saya setuju dengan standar NGH yang mensyaratkan bahwa untuk belajar dan menguasai hipnoterapi minimal harus 100 jam tatap muka.
Bagaimana dengan pelatihan hipnoterapi yang hanya 1 atau 2 hari?
Wah, saya nggak bisa kasih komentar karena saya tidak tahu materi yang diajarkan rekan-rekan trainer itu. Namun jika saya ditanya apakah hipnoterapi bisa dikuasai hanya dalam waktu 1 atau 2 hari maka jawaban saya selalu, "Kalau hipnoterapi yang dimaksud adalah yang menurut standar QHI tidak bisa. Kalau menggunakan standar lain, mungkin bisa. Semua bergantung pada pemahaman kita apakah hipnoterapi itu."
Anda mungkin bertanya, "Ok Pak Adi, pertanyaannya sekarang adalah apakah standar QHI ini yang paling baik?"
Wah, saya tidak berkata seperti itu. Standar ditetapkan oleh masing-masing lembaga dengan pertimbangan tertentu. Kalau saya mengatakan bahwa standar QHI adalah paling baik maka ini sangat arogan dan sudah melenceng dari tujuan pendirian lembaga Quantum Hypnosis Indonesia. Baik atau tidaknya suatu standar sudah tentu dipengaruhi oleh subjektivitas. Orang yang membuat standar pasti akan berkata bahwa standar mereka sudah baik. Jadi, saya menghindari menjawab pertanyaan anda di atas.
Namun untuk kebaikan dan netralitas penilaian maka kalau bicara standar kita perlu acuan tertentu. Nah, saya menggunakan acuan dari NGH (National Guild of Hypnotists) Amerika. Standar kedua adalah kompetensi alumnus. Jika misalnya alumnus pelatihan saya ternyata mayoritas tidak mampu melakukan hipnoterapi dengan baik dan benar maka saya harus jujur dengan diri saya bahwa standar mutu yang saya tetapkan ternyata tidak baik.
Demikian pula jika misalnya sebagian besar alumnus mampu melakukan terapi dengan cepat, efektif, dan efisien, dengan hasil terapi yang permanen, maka saya akan berkata pada diri saya, "Hei, standar yang anda tetapkan sudah bagus. Namun jangan puas diri. Anda perlu terus meningkatkan dri dan terus belajar."
Salah satu cara untuk terus meningkatkan diri, terus meningkatkan mutu dan standar QHI adalah dengan terus belajar dan praktik. Nah, di bulan Mei 2009 ini saya akan ke Amerika untuk belajar langsung dengan dua orang pakar teknologi pikiran secara one-on-one. Satu pakar tinggal di Berkeley, California. Saya akan bertemu dan belajar dengan pakar ini dalam beberapa kesempatan. Kesempatan pertama saya belajar selama 9 (sembilan) hari. Kesempatan kedua, selama 5 (lima) hari. Dan dilanjutkan lagi dengan 2 kali 5 hari pada kesempatan berikutnya. Saya baru akan mendapat sertifikasi setelah melakukan berbagai tugas, praktik, dan melaporkannya ke pakar ini untuk mendapat penilaian. Sertifikasi saya baru akan keluar akhir tahun ini.
Dengan pakar satunya lagi, di Camarillo, California, murid dari pakar dan tokoh hipnoterapi yang sangat disegani di Amerika, saya belajar privat selama 2 (dua) hari, khusus mendalami teknologi EEG untuk mengukur level kedalaman trance. Jadi, tidak main kira-kira seperti selama ini. Dengan menggunakan alat yang dirancang khusus untuk tujuan ini maka kita bisa mengukur pola gelombang otak seseorang saat ia diinduksi dan masuk ke kondisi hipnosis.
Ini adalah salah satu cara saya menetapkan standar dan mutu pelatihan di QHI. Sekali lagi, ini sangat subjektif. Saya merasa perlu melakukannya. Mungkin bagi orang lain hal ini terlalu mengada-ada dan sama sekali nggak perlu dilakukan.
Nah, pembaca, setelah membaca sejauh ini saya yakin anda pasti punya gambaran yang lebih utuh dan menyeluruh mengenai pelatihan hipnoterapi.
Dipublikasikan di https://www.adiwgunawan.com/index.php?p=news&action=shownews&pid=39 pada tanggal 21 Juli 2010